Artikel ini akan membahas beberapa hal mengenai belimbing wuluh. Tanaman yang memiliki cita rasa asam yang luar biasa, bahkan rasanya membuat mata tertutup dan kepala bergetar saat mengunyah buahnya. Tapi ada juga orang tertentu yang tahan melahap buah ini tanpa mengeluarkan banyak ekspresi. Bahkan beberapa tahun yang lalu hal ini menjadi viral dengan membuat video challenge mengunyah buah belimbing mentah tanpa harus mengeluarkan ekspresi aneh. Tentu saja sebagian orang berhasil dan banyak pula yang memberikan ekspresi wajah yang aneh hingga membuat kelucuan. Tentu saja, mengingat rasa asam yang luar biasa ini siapa yang akan tahan. Meskipun tergolong sebagai jenis buah-buahan, tapi masyarakat kita kebanyakan menggunakannya dengan cara mengolahnya terlebih dahulu untuk kemudian diambil manfaatnya.
Belimbing wuluh dapat hidup di berbagai macam lahan kecuali lahan rawa. Kalau soal bertumbuh, belimbing wuluh mudah sekali untuk ditemukan. Biasa diarea pekarangan rumah atau bahkan area perumahan. Entah kenapa tanaman ini menjadi begitu familiar dengan kehidupan masyarakat. Padahal pohonnya sedikit besar untuk memakan sejumlah tempat yang bisa digunakan untuk tanaman jenis lain. Juga tanaman ini dijamin akan memberikan kesibukan bagi si empunya lahan, karena daunnya mudah sekali berguguran. Namun semua itu tidak akan membuat pemilik lahan merasa jenuh atau berfikir untuk memberantas tanaman ini karena mengingat manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini.
Di Sulawesi Tengah terkhusus daerah Tolitoli masyarakat setempat menyebut belimbing wuluh "Lompias", rasa asam yang berair. Meskipun tidak di budidayakan dalam skala besar, tanaman ini sangat familiar dengan kehidupan masyarakat dan bahkan merupakan tanaman kesayangan. Untuk itu jumlahnya tidak diperbanyak melainkan dalam satu atau dua keluarga mimiliki 1 pohon belimbing wuluh di pekarangannya. Bukan merupakan budaya tapi entah apa yang membuat tanaman ini menjadi akrab. Biasanya warga akan berpendapat bahwa tanaman ini bisa berguna bagi mereka. Bukan dalam hal finansial tapi soal prinsip tolong menolong antar sesama. Dengan tanaman ini mudah sekali untuk berbagi dengan orang lain. Kalau memberikan bantuan berupa materi mungkin akan sedikit terasa berat, tapi beda halnya dengan tanaman ini. Ketika tetangga atau orang lain datang meminta sesuatu untuk sekedar mendapatkan manfaat, maka tanpa rasa apapun si empunya langsung mempersilahkannya dengan ikhlas. Inilah contoh keunikan dibalik rasa asamnya buah belimbing wuluh. Ada keakraban, ada solidaritas, persaudaraan kuat yang terjalin dibalik tumbuh dan berkembangnya tanaman ini dilingkungan masyarakat.
Tanaman belimbing wuluh merupakan jenis tanaman yang banyak tersebar di Asia Tenggara, Republik Dominika, Peru, Brazil, Ghana, Guyana, Tonga dan Polinesia termasuk juga Indonesia. tanaman ini buahnya berwarna hijau memanjang dan memiliki rasa asam yang khas. Semakin matang buahnya maka rasa asamnya akan semakin kuat. Jika telah matang warnanya akan menjadi kuning dan tekstur daging buahnya akan semakin lembek. Daun berbentuk majemuk dengan pertulangan menyirip. Batangnya berkayu , bercabang serta berkambium. Kulit batangnya sedikit kasar dengan warna cokelat tua. Akar belimbing wuluh merupakan akar tunggang.
Belimbing wuluh dapat hidup di berbagai macam lahan kecuali lahan rawa. Kalau soal bertumbuh, belimbing wuluh mudah sekali untuk ditemukan. Biasa diarea pekarangan rumah atau bahkan area perumahan. Entah kenapa tanaman ini menjadi begitu familiar dengan kehidupan masyarakat. Padahal pohonnya sedikit besar untuk memakan sejumlah tempat yang bisa digunakan untuk tanaman jenis lain. Juga tanaman ini dijamin akan memberikan kesibukan bagi si empunya lahan, karena daunnya mudah sekali berguguran. Namun semua itu tidak akan membuat pemilik lahan merasa jenuh atau berfikir untuk memberantas tanaman ini karena mengingat manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini.
Di Sulawesi Tengah terkhusus daerah Tolitoli masyarakat setempat menyebut belimbing wuluh "Lompias", rasa asam yang berair. Meskipun tidak di budidayakan dalam skala besar, tanaman ini sangat familiar dengan kehidupan masyarakat dan bahkan merupakan tanaman kesayangan. Untuk itu jumlahnya tidak diperbanyak melainkan dalam satu atau dua keluarga mimiliki 1 pohon belimbing wuluh di pekarangannya. Bukan merupakan budaya tapi entah apa yang membuat tanaman ini menjadi akrab. Biasanya warga akan berpendapat bahwa tanaman ini bisa berguna bagi mereka. Bukan dalam hal finansial tapi soal prinsip tolong menolong antar sesama. Dengan tanaman ini mudah sekali untuk berbagi dengan orang lain. Kalau memberikan bantuan berupa materi mungkin akan sedikit terasa berat, tapi beda halnya dengan tanaman ini. Ketika tetangga atau orang lain datang meminta sesuatu untuk sekedar mendapatkan manfaat, maka tanpa rasa apapun si empunya langsung mempersilahkannya dengan ikhlas. Inilah contoh keunikan dibalik rasa asamnya buah belimbing wuluh. Ada keakraban, ada solidaritas, persaudaraan kuat yang terjalin dibalik tumbuh dan berkembangnya tanaman ini dilingkungan masyarakat.
Ciri-ciri Belimbing Wuluh
Tanaman belimbing wuluh merupakan jenis tanaman yang banyak tersebar di Asia Tenggara, Republik Dominika, Peru, Brazil, Ghana, Guyana, Tonga dan Polinesia termasuk juga Indonesia. tanaman ini buahnya berwarna hijau memanjang dan memiliki rasa asam yang khas. Semakin matang buahnya maka rasa asamnya akan semakin kuat. Jika telah matang warnanya akan menjadi kuning dan tekstur daging buahnya akan semakin lembek. Daun berbentuk majemuk dengan pertulangan menyirip. Batangnya berkayu , bercabang serta berkambium. Kulit batangnya sedikit kasar dengan warna cokelat tua. Akar belimbing wuluh merupakan akar tunggang.
Comments
Post a Comment